Rabu, 29 April 2009

Sejarah Vietnam Kuno

Bangsa Vietnam memiliki sejarah yang panjang dan keras sejak sebelum Masehi hingga akhir Perang Vietnam tahun 1975. Vietnam (Bahasa Vietnam: Việt Nam), bernama resmi Republik Sosialis Vietnam (Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt Nam) adalah negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia Tenggara. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di sebelah
timur terbentang Laut China Selatan.
Vietnam mencatat dalam kenangan perjalanan sejarahnya dominasi 1000 tahun oleh “Kerajaan Utara” untuk merujuk penguasaan Vietnam oleh Kekaisaran Cina dari Dinasti Han di utara yang bermula dari sekitar 200an tahun sebelum Masehi hingga tahun 939 Masehi. Dalam kurun waktu tersebut, Vietnam telah diduduki sebanyak tidak kurang dari empat kali, dan sebanyak itu pula bangsa Vietnam berhasil mengalahkan serbuan penjajah dari utara.
Sejarah Vietnam dapat ditinjau kembali ke abad ke-3 SM. Mayoritas catatan tertulis mengenai sejarah Vietnam dapat ditemukan dalam catatan-catatan sejarah Tiongkok. Sejarah Vietnam sendiri dapat golongkan dalam beberapa periode diantaranya:
1 Masa Pra-dinasti
2 Masa Dinasti-dinasti
3 Masa kolonialisme Perancis
4 Perang Vietnam
5 Pasca perang Vietnam
6 Đổi Mới
Masa Pra-dinasti

Sejarah Vietnam dapat ditarik kembali ke 2500 tahun yang lalu, namun, menurut legenda, bisa ditarik kembali ke 4000 tahun yang lalu. Vietnam, sejak abad 11 SM sampai abad 10 Masehi mayoritas berada di bawah kekuasaan kekaisaran Cina. Tahun 939 M, Vietnam merdeka secara politis, dan mulai menggunakan Champa sebagai nama negara.

Pada tahun 214 SM, beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan Tiongkok, ia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok untuk menaklukkan wilayah yang sekarang adalah Guangdong, Guangxi, Fujian dan utara Vietnam. Penaklukkan itu disertai dengan penaklukkan suku kuno Bai Yue. Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan.

Selang puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM, Dinasti Qin terpuruk ke dalam kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini untuk membentuk negara sendiri, Nan Yue, dengan Raja Wu. Ibukota negara Nan Yue berada di daerah Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM. Untuk lebih 10 abad selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han, Dong Wu, Dinasti Jin, Dinasti Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang).

Masa Dinasti-dinasti

Pada masa ini pengaruh budaya Cina sudah merasuk pada kehidupan sosial budaya bangsa Vietnam, seperti nilai-nilai ajaran Konghucu, Taoisme. Bersamaan dengan itu juga berkembang kepercayaan Tam Giao (Tiga Agama), yaitu perpaduan dari Taoisme, kepercayaan masyarakat Cina dan animisme Vietnam.

Hengkangnya dominasi Kerajaan Utara mendorong munculnya Kerajaan-Kerajaan lokal seperti Dai Viet di utara dan Champa di selatan.

Kerajaan Champa mulai terbentuk tahun 192 dan berakhir sekitar tahun 1700an seiring mulai masuknya desakan dari kekuatan-kekuatan luar. Di masa lalu, kerajaan tersebut telah menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit di Nusantara.

Di masa Kerajaan Champa, pengaruh budaya India deras masuk ke Vietnam. Pengaruh agama Budha dan Hindu serta kultur India mendominasi kehidupan masyarakat, yang terlihat pada bangunan-bangunan arsitektural dan kehidupan ritual masyarakatnya. Pengaruh budaya India ke Vietnam ini sebagian juga dibawa melalui Nusantara.

Periode Champa ini juga dikenal sebagai masa keemasan. Awalnya kerajaan terbagi dalam empat nagari, yaitu Amaravati (Quang Nam), Vijaya (Binh Dinh), Kauthara (Nha Trang), dan Panduranga (Phan Rang). Keempat nagari itu memiliki kekuatan armada laut yang kuat dan sering digunakan untuk mendukung kegiatan perdagangan. Pada tahun 400an Masehi, keempat nagari tersebut disatukan dalam suatu pemerintahan terpusat di bawah kendali Raja Bhadravarman. Pada 939 CE, orang-orang Vietnam berhasil mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 abad di bawah kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu abad kemudian.
Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet mengalahkan tiga usaha invasi Mongol di bawah Dinasti Yuan. Tiga kali dengan pasukan yang sangat besar juga dengan persipan yang hati-hati untuk serangan mereka, tetapi tiga kali berturut-turut orang-orang Mongol dikalahkan sama sekali oleh Dai Viet. Secara kebetulan, pertempuran terakhir dimana jendral Vietnam Tran Hung Dao mengalahkan kebanyakan militer Mongol diadakan lagi di Sungai Bach Dang seperti nenek moyangnya kurang lebih 300 tahun yang lalu. Feudalisme di Vietnam mencapai titik puncaknya saat Dinasti Le pada abad ke 15, khususnya selama masa pemerintahan Kaisar Le Thanh Tong. Antara abad ke 11 dan 15, Vietnam memperluas wilayahnya ke arah Sealatan dalam proses yang disebut Nam Tien (Perluasan ke Selatan). Mereka akhirnya menaklukan kerajaan Champa dan banyak kekaisaran Khmer.

Masa Kolonialisme Prancis

Kemerdekaan Vietnam berakhir pada pertengahan abad 19 AD (Setelah Masehi), ketika Vietnam dikolonialisasikan oleh Kerajaan Perancis. Pemerintahan Perancis menanamkan perubahan signifikan dalam bidang politik dan kebudayaan pada masyarakat Vietnam. Sistem pendidikan modern gaya Barat dikembangkan dan agama Kristen diperkenalkan kepada masyarakat Vietnam.

Pengembangan ekonomi perkebunan untuk mempromosikan ekspor tembakau, nila (indigo), teh dan kopi, Perancis mengabaikan permintaan akan pemerintahan sendiri (self-government) dan hak-hak sipil yang terus meningkat. Sebuah pergerakan politik nasionalis dengan cepat muncul, dan pemimpin muda Ho Chi Minh memimpin permintaan akan kemerdekaan kepada League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa). Tetapi, Perancis memelihara dominasi kontrol terhadap koloni-koloninya hingga Perang Dunia II, ketika perang Jepang di Pasifik memicu penyerbuan ke Indochina. Sumber daya alam Vietnam dieksploitasi untuk kepentingan kampanye militer Jepang ke Burma, Semenanjung Malay dan India. Pada tahun terkahir perang, pemberontakan nasionalis berpasukan muncul di bawah Ho Chi Minh, melakukan kemerdekaan dan komunisme.

Menyusul kekalahan Jepang, pasukan nasionalis melawan pasukan kolonial Perancis pada Perang Indochina Pertama yang dimulai pada tahun 1945 hingga 1954. Perancis mengalami kekalahan besar pada Pertempuran Dien Bien Phu dan dalam waktu singkat setelah itu ditarik dari Vietnam. Negara-negara yang berperang dalam Perang Vietnam membagi Vietnam pada 17th parallel menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan sesuai Perjanjian Geneva (Geneva Accords).

Daftar Pustaka
D.G.E Hall, Sejarah Asia Tenggara, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia, 1981.
Soedharmono, Sejarah Asia Tenggara Modern, Yogyakarta: Pau-studi Sosial Universutas Gajah Mada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar